RSS FEED

Persiapkan Masa Tua yang Sejahtera

Setiap orang tentunya ingin hidup dalam level yang nyaman dan tenang pada masa pensiun. Padahal kenyataannya, kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan masa pensiun mereka ternyata masih rendah.

Sekitar 9 dari 10 orang merasa belum siap menghadapi masa pensiunnya, demikian dikatakan survei yang diadakan oleh HSBC di 15 negara dengan melibatkan 15 ribu responden.

Hasil survei itu menunjukan rendahnya kesadaran masyarakat dan masih minimnya persiapan yang dilakukan untuk masa pensiun. Untuk itu kita perlu mempersiapkan dana pensiun semenjak usia muda. Kenapa kita harus menyiapkannya?

Karena tidak semua perusahaan memberikan benefit pensiun bagi karyawannya. Banyak perusahaan swasta yang tidak memberikan tunjangan pensiun bagi karyawannya, sedangkan untuk Anda yang bekerja di perusahaan pemerintah, nilai
dana pensiun memang ada, namun yang akan diperoleh juga sangat kecil sehingga kita sebagai individu tetap harus menyiapkannya secara matang karena tidak jarang orang menyesal di masa tuanya, karena pada masa muda dan produktif tidak berpikir untuk mempersiapkan dana pensiun.

Sebagian orang ada yang bermimpi saat pensiun kelak masih bisa bekerja lagi, padahal untuk dapat dipekerjakan kembali oleh sebuah perusahaan tidaklah mudah, apalagi bila keahlian seseorang tidak memadai, belum lagi tingginya tingkat persaingan dunia kerja.

Ada juga sebagian orang ingin mengisi waktu pensiunnya dengan berusaha mandiri, padahal jika seseorang memulai bisnis pada usia lanjut, tentu akan sangat berisiko dibandingkan bisnis yang dilakukan saat masih muda.

Dengan begitu kita harus cerdas memperhitungkan masa tua agar tidak menyesal. Berikut ini sejumlah alternatif yang dapat Anda lakukan saat ini di mana Anda masih ada dalam tahap usia produktif, yaitu :

1. Menabung secara reguler

Anda bisa menyisihkan sebagian uang dari gaji atau penghasilan rutin untuk dimasukan ke dalam tabungan. Berapa besar yang harus ditabung secara berkala untuk jangka waktu tertentu haruslah diperhitungkan terlebih dahulu. Mulailah dari minimal 10 persen hingga maksimal 30 persen dari penghasilan rutin. Atau Anda dapat berkonsultasi pada perencanaan keuangan mengenai hal ini. Nantinya, tabungan tersebut akan berkembang terus hingga mencapai jumlah yang cukup besar. Keuntungan dari menabung ini adalah Anda tidak perlu mengorbankan waktu dan pikiran, sehingga bisa tetap berkonsentrasi pada pekerjaan utama Anda.

Setelah mampu disiplin mengalokasikan dana secara rutin untuk tabungan, sekarang waktunya Anda menginvestasikannya. Perlu kiranya kita memahami beberapa jenis instrumen investasi yang ada. Beberapa alternatif instrumen investasi yang secara hukum sudah diatur oleh pemerintah bisa Anda manfaatkan sekarang ini, seperti deposito (instrumen perbankan), obligasi ritel, saham, hingga reksadana.

Deposito adalah instrumen investasi dengan tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang terendah. Investasi awal yang dibutuhkan sekitar Rp1 juta rupiah. Jangka waktu penempatan deposito umumnya adalah satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan 12 bulan.

Saham adalah surat kepemilikan atas suatu perusahaan yang go public. Saham dapat diperoleh pada saat IPO (Initial Public Offering) atau di pasar sekunder. Investasi awal yang harus dikeluarkan relatif beragam, hampir berlain di setiap perusahaan sekuritas mulai dari Rp5-10 juta untuk investor ritel. Investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari laba perusahaan dalam bentuk dividen dan capital gain dari kenaikan harga saham di kemudian hari.

Reksa dana adalah suatu wadah yang digunakan oleh manajer investasi untuk mengumpulkan dana masyarakat pemodal untuk diinvestasikan di dalam berbagai instrumen keuangan dalam suatu portofolio investasi. Reksa dana merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko terbatas dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih besar. Investasi awal dari reksa dana cukup murah di mana dengan hanya Rp100 ribu hingga Rp200 ribu Anda sudah dapat membeli produk reksa dana dengan membeli unit penyertaan dari produk  reksa dana tersebut.

2. Mengikuti program pensiun
Mengikuti program pensiun yang ditawarkan oleh lembaga keuangan, seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dan sejenisnya. Proses pendaftaran sebagai peserta DPLK kurang lebih sama dengan proses ketika membuka rekening di bank. Namun disini Anda tetap harus selektif dalam memilih perusahaan penyelenggara program pensiun. Carilah perusahaan yang telah lama berkecimpung dalam program pensiun, takut-takut ada yang tidak transparan atau salah kelola sehingga menyebabkan tidak terbayarnya dana Anda saat pensiun tiba. Mengikuti program ini Anda 'dipaksa' untuk menabung.

3. Membuka usaha sampingan
Intinya adalah agar hasil dari usaha sampingan ini bisa digunakan sebagai tambahan dana untuk membiayai kehidupan pensiun. Membuka usaha sampingan bisa sangat menguntungkan, namun perlu diingat, keberhasilan tersebut bisa didapat hanya dengan pengelolaan yang baik dan konsentrasi penuh serta keteguhan hati.

Selain itu juga perlu mempertimbangkan bahwa usaha sampingan juga tidak lepas dari risiko, terutama risiko bisnis dan finansial. Tidak tertutup kemungkinan usaha sampingan juga merugi. Jadi persiapkan segala hal dengan matang, mumpung masih muda.

Selamat mencoba dan merancang dana pensiun Anda mulai dari sekarang!

Theresia Helena
Perencana Keuangan Independen/Director KeluargaCerdas123.com

0 komentar:

Posting Komentar

Return top